Harga Bitcoin (BTC) per 4 Juni 2025 menunjukkan stabilitas yang relatif kuat di kisaran $105.000–$106.000, setelah sempat mengalami koreksi minor. Pergerakan ini menandakan fase konsolidasi yang kemungkinan besar akan menentukan tren besar selanjutnya dalam beberapa hari ke depan.
Konsolidasi dan Tekanan Jual Ringan
Dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin berada dalam fase sideways. Meskipun tidak ada lonjakan besar, namun tekanan jual akibat profit-taking mulai terasa. Banyak investor jangka pendek merealisasikan keuntungan setelah lonjakan harga di bulan Mei lalu. Namun, tekanan ini belum cukup kuat untuk mendorong harga ke bawah $104.000, yang saat ini menjadi support penting.
Level resistensi yang cukup berat berada di zona $106.500. Jika mampu menembus batas ini, Bitcoin berpotensi kembali menguat ke atas $110.000 dalam jangka menengah.
Sentimen Pasar Cenderung Netral
Indikator teknikal utama menunjukkan sentimen yang cenderung netral. Relative Strength Index (RSI) mendekati level 51, yang berarti tidak berada dalam kondisi overbought atau oversold. Ini menandakan bahwa pasar masih menanti pemicu besar—baik fundamental maupun makroekonomi—untuk menentukan arah selanjutnya.
Di sisi lain, Bollinger Bands mulai menyempit, sebuah sinyal klasik akan datangnya pergerakan harga besar. Ini mengindikasikan bahwa masa tenang kemungkinan tidak akan berlangsung lama.
Peran Institusi dan Regulasi
Keterlibatan institusi tetap menjadi faktor utama yang menopang stabilitas harga Bitcoin. Beberapa bank besar dan institusi investasi global mulai mengintegrasikan aset digital dalam portofolio mereka. Di samping itu, perkembangan regulasi di beberapa negara seperti Korea Selatan dan AS juga menjadi sorotan, karena berpotensi membawa kepastian hukum dan mendorong partisipasi investor baru.
Prediksi Jangka Pendek
Jika harga BTC bertahan di atas $105.000, potensi rebound ke kisaran $108.000–$112.000 terbuka cukup lebar. Namun, bila harga jatuh di bawah $104.000, Bitcoin berisiko mengalami koreksi ke kisaran $99.000–$101.000.
Untuk saat ini, sebagian besar analis merekomendasikan pendekatan “wait and see”, sambil memantau apakah Bitcoin akan break out atau break down dari zona sempitnya.